Kamis, 23 Mei 2013
. : Lembaga Konsultan Politik Indonesia
. : Lembaga Konsultan Politik Indonesia: adalah lembaga konsultan politik yang sudah berdiri sejak tahun 2004. LKPI didirikan oleh para konsultan dan peneliti politik yang suda...
Sabtu, 04 Mei 2013
Metode Kampanye Efektif
Daftar Calon Sementara (DCS) Pileg 2014 telah diumumkan oleh
KPU beberapa waktu lalu. Saya perkirakan tidak akan banyak perubahan dalam DCT
nanti.
Seiring dengan ditetapkannya DCS, banyak pertanyaan yang
disampaikan kepada saya. Salah satu pertanyaan yang disampaikan para bakal
calon ini adalah tentang bagaimana Metode Kampanye yang paling efektif.
Disini saya harus menjelaskan satu prinsip terlebih dahulu
bahwa sesungguhnya tidak ada satu metode kampanye yang secara generik mampu menggerakan
pemilih secara efektif di segala situasi dan kondisi. Sering kita membaca atau
mendengar dari politisi atau pengamat bahwa metode kampanye yang efektif adalah
melakukan “X”. Mungkin benar metode “X” sangat efektif saat itu, tetapi metode
ini belum tentu efektif bila yang melakukan orang lain, di waktu yang berbeda
dan tempat yang berbeda. Contohnya begini, di satu daerah caleg A melakukan
kampanye dengan cara gerak jalan massal. Metode ini berhasil diikuti oleh
masyarakat setempat dan efektif mengerakan pemilih. Namun, metode gerak jalan massal
ini belum tentu efektif bila dilakukan oleh caleg B yang berada di tempat dan
waktu yang berbeda yang situasi dan kondisinya sangat berbeda. Demikian juga
metode-metode kampanye yang lain.
Intinya, metode kampanye yang efektif adalah metode yang memang
sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat atau pemilih. Metode kampanye
efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Metode kampanye efektif juga
harus memperhatikan social budaya masyarakat setempat. Metode kampanye efektif juga
menimbang segmen social yang dihadapi. Metode kampanye efektif di daerah
perkotaan tentu berbeda dengan metode kampanye di daerah pedesaan.
Disini saya membedakan dua metode kampanye yaitu 1. metode
kampanye konvensional dan 2. metode kampanye non-konvensional.
1.
Metode kampanye konvensional
Metode konvensional adalah metode-metode kampanye yang sudah
lazim digunakan oleh kandidat dalam sebuah pemilu. Metode konvensional ini
sudah sangat dikenal di masyarakat. Bahkan metode ini sudah identik dengan
pemilu. Misalnya, metode pemasangan poster atau baliho. Begitu ada baliho besar
bergambar foto seseorang, dapat dipastikan masyarakat akan langsung tahu orang
dalam foto tersebut akan mencalonkan dalam pemilu. Itulah kelebihan metode
kampanye konvensional. Pesan langsung bisa ditangkap oleh masyarakat. Popularitas
kandidat bisa langsung terdongkrak dalam waktu singkat. Agar metode
konvensional ini efektif dibutuhkan jumlah dan ukuran yang besar. Ribuan poster
dipasang disetiap sudut jalan. Baliho besar dipasang di jalan-jalan protocol.
Metode konvensional ini biasanya membutuhkan biaya yang besar pula. Namun,
metode konvensional ini hanya mampu masuk pada dataran kognisi pemilih. Metode
ini hanya efektif meningkatkan popularitas namun belum tentu efektif dalam
meningkatkan elektabilitas.
2.
Metode kampanye non-konvensional
Metode non-konvensional adalah metode kampanye yang unik
atau belum pernah dilakukan oleh seorang kandidat di daerah tersebut. Artinya
metode ini mungkin sudah biasa dilakukan di suatu daerah, tapi tidak lazim untuk
di daerah lain. Metode ini bisa dikatakan metode yang tidak lazim dilakukan
oleh seoarang kandidat di suatu dearah pemilihan. Misalnya, seorang caleg
melakukan kampanye dengan cara menggunakan kostum superman. Di setiap
penampilannya di depan publik seperti terminal, pasar dan stasiun kereta api
dia selalu mengenakan kostum superman. Ini cara kampanye “gila” ya memang
metode non-konvensional adalah metode “gila” untuk mencuri perhatian
masyarakat. Metode ini tidak memerlukan biaya tinggi. Kekuatan metode ini
adalah pada tingkat kebaruan. Semakin baru dan belum pernah dilakukan oleh
kandidat lain semakin kuat metode ini memancing perhatian masyarakat atau
pemilih. Butuh kreativitas tinggi untuk bisa menciptakan metode
non-konvensional. Salah satu hal lain yang dibutuhkan lagi adalah keberanian
keluar dari kebiasaan. Namun jangan asal “gila” karena bisa-bisa dianggap gila
beneran lho.
Langganan:
Postingan (Atom)