parpol

parpol

garansi

Menang Pemilu Tidak Harus Mahal...Kuncinya: Kenali diri, kenali lawan maka kemenangan sudah pasti di tangan,..Kenali medan pertempuran,kenali iklim maka kemenangan jadi sempurna...Garansi:Menang Bayar, kalah Tidak Usah Bayar....

Rabu, 19 Juni 2013

Macam-Macam Kampanye Efektif

Pada tulisan ini saya ingin menjelaskan macam-macam kampanye berdasarkan tujuannya. Pada tulisan sebelumnya, saya membedakan kampanye berdasarkan cara atau metodenya. Berdasarkan metodenya, kampanye bisa dibedakan menjadi dua yaitu metode kampanye konvensional dan mentode kampanye non-konvensional. (lebih lanjut silahkan baca dibagian lain di blog ini)

Tulisan ini sengaja saya angkat disini karena saya sering mendapati para kandidat Pilkada dan Pileg yang kurang bisa menentukan model kampanye apa yang "paling tepat untuk dirinya". Jadi bukan model kampanye yang tepat untuk orang lain. Ini perlu saya garis bawahi sebab tidak setiap model kampanye yang efektif untuk kandidat A juga akan efektif untuk kandidat B. Mengapa? karena setiap kandidat memiliki "penyakit politik" sendiri-sendiri. Dan setiap "penyakit politik" tersebut membutuhkan obat, yaitu cara kampanye. Layaknya penyakit biologis, "penyakit politik" juga membutukan obat cara kampanye yang tepat. Tidak semua cara kampanye cocok untuk setiap "penyakit politik" yang diidap oleh masing-masing kandidat. Jadi setiap penyakit membutuhkan obat tersendiri. Jangan sampai salah obat, orang sakit kulit tapi dikasih obat cacing. 

Demikian juga cara kampanye. Jangan sampai kandidat salah dalam memilih cara kampanyenya. Bila salah memilih model kampanye, alih-alih meraih banyak dukungan, malah terjadi peborosan biaya dan tenaga yang sia-sia. 

Nah pertanyaanya sekarang, apa sih yang dimaksud dengan "penyakit politik" kandidat? Secara umum ada dua penyakit politik kandidat dalam pemilu, yaitu;
1. Tingkat Elektabilitas (tingkat dukungan/keterpilihan)
2. Tingkat Popularitas.  (tingkat pengenalan/keterkenalan)

Kandidat yang memiliki persoalan dengan tingkat elektabilitas ya jangan diobati dengan obat (cara kampanye) untuk meningkatkan popularitas. Dan sebaliknya, kandidat yang memiliki masalah dengan tingkat popularitas jangan disuruh minum obat untuk meningkatkan elektabilitas.

Nah berdasarkan landasan berpikir ini, macam kampanye bisa dibedakan berdasarkan tujuannya. Yaitu;
1. Model Kampanye Peningkatan Elektabilitas, dan
2. Model Kampanye Peningkatan Popularitas.

Terus, model-model kampanye peningkatan elektabilitas itu yang seperti apa dan yang model-model kampanye peningkatan popularitas seperti apa? 

Berikut ini model-model kampanye yang bisa dikatagorikan sebagai model kampanye peningkatan elektabilitas:
1. Kunjungan langsung terprogram
2. Kunjungan langsung insidental
3. Ceramah
4. Aksi sosial terprogram
5. Aksi sosial insidental
6. Peresmian
7. Kontrak politik
8. Turnamen
9. Pawai
10. Hiburan/Kesenian, dll







Kamis, 23 Mei 2013

. : Lembaga Konsultan Politik Indonesia

. : Lembaga Konsultan Politik Indonesia: adalah lembaga konsultan politik yang sudah berdiri sejak tahun 2004. LKPI didirikan oleh para konsultan dan peneliti politik yang suda...

Sabtu, 04 Mei 2013

Metode Kampanye Efektif



Daftar Calon Sementara (DCS) Pileg 2014 telah diumumkan oleh KPU beberapa waktu lalu. Saya perkirakan tidak akan banyak perubahan dalam DCT nanti.
Seiring dengan ditetapkannya DCS, banyak pertanyaan yang disampaikan kepada saya. Salah satu pertanyaan yang disampaikan para bakal calon ini adalah tentang bagaimana Metode Kampanye yang paling efektif.

Disini saya harus menjelaskan satu prinsip terlebih dahulu bahwa sesungguhnya tidak ada satu metode kampanye yang secara generik mampu menggerakan pemilih secara efektif di segala situasi dan kondisi. Sering kita membaca atau mendengar dari politisi atau pengamat bahwa metode kampanye yang efektif adalah melakukan “X”. Mungkin benar metode “X” sangat efektif saat itu, tetapi metode ini belum tentu efektif bila yang melakukan orang lain, di waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Contohnya begini, di satu daerah caleg A melakukan kampanye dengan cara gerak jalan massal. Metode ini berhasil diikuti oleh masyarakat setempat dan efektif mengerakan pemilih. Namun, metode gerak jalan massal ini belum tentu efektif bila dilakukan oleh caleg B yang berada di tempat dan waktu yang berbeda yang situasi dan kondisinya sangat berbeda. Demikian juga metode-metode kampanye yang lain. 

Intinya, metode kampanye yang efektif adalah metode yang memang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat atau pemilih. Metode kampanye efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Metode kampanye efektif juga harus memperhatikan social budaya masyarakat setempat. Metode kampanye efektif juga menimbang segmen social yang dihadapi. Metode kampanye efektif di daerah perkotaan tentu berbeda dengan metode kampanye di daerah pedesaan. 

Disini saya membedakan dua metode kampanye yaitu 1. metode kampanye konvensional dan 2. metode kampanye non-konvensional. 

1.       Metode kampanye konvensional

Metode konvensional adalah metode-metode kampanye yang sudah lazim digunakan oleh kandidat dalam sebuah pemilu. Metode konvensional ini sudah sangat dikenal di masyarakat. Bahkan metode ini sudah identik dengan pemilu. Misalnya, metode pemasangan poster atau baliho. Begitu ada baliho besar bergambar foto seseorang, dapat dipastikan masyarakat akan langsung tahu orang dalam foto tersebut akan mencalonkan dalam pemilu. Itulah kelebihan metode kampanye konvensional. Pesan langsung bisa ditangkap oleh masyarakat. Popularitas kandidat bisa langsung terdongkrak dalam waktu singkat. Agar metode konvensional ini efektif dibutuhkan jumlah dan ukuran yang besar. Ribuan poster dipasang disetiap sudut jalan. Baliho besar dipasang di jalan-jalan protocol. Metode konvensional ini biasanya membutuhkan biaya yang besar pula. Namun, metode konvensional ini hanya mampu masuk pada dataran kognisi pemilih. Metode ini hanya efektif meningkatkan popularitas namun belum tentu efektif dalam meningkatkan elektabilitas.

2.       Metode kampanye non-konvensional

Metode non-konvensional adalah metode kampanye yang unik atau belum pernah dilakukan oleh seorang kandidat di daerah tersebut. Artinya metode ini mungkin sudah biasa dilakukan di suatu daerah, tapi tidak lazim untuk di daerah lain. Metode ini bisa dikatakan metode yang tidak lazim dilakukan oleh seoarang kandidat di suatu dearah pemilihan. Misalnya, seorang caleg melakukan kampanye dengan cara menggunakan kostum superman. Di setiap penampilannya di depan publik seperti terminal, pasar dan stasiun kereta api dia selalu mengenakan kostum superman. Ini cara kampanye “gila” ya memang metode non-konvensional adalah metode “gila” untuk mencuri perhatian masyarakat. Metode ini tidak memerlukan biaya tinggi. Kekuatan metode ini adalah pada tingkat kebaruan. Semakin baru dan belum pernah dilakukan oleh kandidat lain semakin kuat metode ini memancing perhatian masyarakat atau pemilih. Butuh kreativitas tinggi untuk bisa menciptakan metode non-konvensional. Salah satu hal lain yang dibutuhkan lagi adalah keberanian keluar dari kebiasaan. Namun jangan asal “gila” karena bisa-bisa dianggap gila beneran lho.