. : Paket Program Pendampingan Pemenangan Pileg 2014: Pemilu legislative sudah di depan pintu. Semua calon legislative sudah harus mulai mempersiapkan segalanya untuk meraih kursi. Persain...
Kamis, 04 April 2013
. : Kiat Memilih "Kosong Dua" Dalam Pilkada
. : Kiat Memilih "Kosong Dua" Dalam Pilkada: Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh calon gubernur, bupati atau walikota kepada saya adalah tentang siapa orang yang palin...
Kiat Memilih "Kosong Dua" Dalam Pilkada
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh calon
gubernur, bupati atau walikota kepada saya adalah tentang siapa orang yang
paling tepat untuk dijadikan wakil dalam pilkada. Pasangan calon wakil ini lebih
popular dengan istilah kandidat “kosong dua” di masyarakat. Dalam banyak kasus
penentuan “kosong dua” ini menjadi persoalan yang rumit sehingga keputusan yang
diambil oleh kandidat “kosong satu” mendekati last minute. Keputasan menjadi
sangat menegangkan mana kala tarik menarik kepentingan partai politik pengusung
dan pendukung susah mencapai titik temu.
Persoalanya sekarang adalah factor apa saja yang harus
menjadi bahan pertimbangan bagi seorang kandidat (gubernur, bupati dan
walikota) untuk memilih “kosong dua” ?
Untuk menentukan “kosong dua”, kandidat gubernur, bupati
atau walikota harus mempertimbangkan factor kekuatan yang sangat menentukan
dalam pilkada. Pertama, factor Popularitas dan Elektabilitas. Faktor ini penting
karena seseorang dipilih untuk menjadi “kosong dua” tentunya dengan harapkan
dapat mendongkrak perolehan suara dalam pilkada. Kedua, factor Akses Dana.
Semua orang tahu bahwa untuk mencalonkan dan memenangkan Pilkada membutuhkan
dana yang sangat besar. Walaupun dana bukan segala-galanya tapi factor akses
dana tetap sangat penting. Oleh sebab itu, kemampuan “kosong dua” dalam hal
akses dana menjadi factor pertimbagan yang penting. Ketiga, factor partai
politik. Seseorang boleh punya popularitas
dan dana, namun bila tidak memiliki “perahu” maka berarti apapun untuk mencalonkan
diri dalam pilkada. Partai politik merupakan “perahu” yang dipersyaratkan untuk
mencalonkan dalam Pilkada. Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki akses
mendapatkan “perahu” menjadi factor pertimbangan yang penting.
Tabel Kekuatan Calon
Calon
|
Popularitas/
elektabilitas
|
Akses
Dana
|
Partai
Politik
|
“A”
|
√
|
-
|
-
|
“B”
|
-
|
√
|
-
|
“C”
|
-
|
-
|
√
|
Dengan mempertimbangkan ketiga factor tersebut, kandidat “kosong
satu” tinggal menganalisis factor kekuatan mana yang paling tepat untuk menutup
kekurangan dirinya. Kandidat “kosong satu” yang sudah memiliki kekuatan
popularitas dan elektabilitas tinggi namun masih lemah pada factor Akses Dana
maka harus memprioritaskan untuk memilih calon “kosong dua” yang memiliki Akses
Dana yang kuat. Dan Sebaliknya, bila ia memiliki Akses Dana kuat maka ia harus
memprioritaskan calon “kosong dua” yang memiliki kekuatan popularitas dan
elektabilitas. Dengan analisis ini, persoalan menentukan “kosong dua” menjadi relative
mudah dan simple.
Langganan:
Postingan (Atom)