parpol

parpol

garansi

Menang Pemilu Tidak Harus Mahal...Kuncinya: Kenali diri, kenali lawan maka kemenangan sudah pasti di tangan,..Kenali medan pertempuran,kenali iklim maka kemenangan jadi sempurna...Garansi:Menang Bayar, kalah Tidak Usah Bayar....

Kamis, 04 April 2013

Kiat Memilih "Kosong Dua" Dalam Pilkada



Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh calon gubernur, bupati atau walikota kepada saya adalah tentang siapa orang yang paling tepat untuk dijadikan wakil dalam pilkada. Pasangan calon wakil ini lebih popular dengan istilah kandidat “kosong dua” di masyarakat. Dalam banyak kasus penentuan “kosong dua” ini menjadi persoalan yang rumit sehingga keputusan yang diambil oleh kandidat “kosong satu” mendekati last minute. Keputasan menjadi sangat menegangkan mana kala tarik menarik kepentingan partai politik pengusung dan pendukung susah mencapai titik temu.  

Persoalanya sekarang adalah factor apa saja yang harus menjadi bahan pertimbangan bagi seorang kandidat (gubernur, bupati dan walikota) untuk memilih “kosong dua” ?

Untuk menentukan “kosong dua”, kandidat gubernur, bupati atau walikota harus mempertimbangkan factor kekuatan yang sangat menentukan dalam pilkada. Pertama, factor Popularitas dan Elektabilitas. Faktor ini penting karena seseorang dipilih untuk menjadi “kosong dua” tentunya dengan harapkan dapat mendongkrak perolehan suara dalam pilkada. Kedua, factor Akses Dana. Semua orang tahu bahwa untuk mencalonkan dan memenangkan Pilkada membutuhkan dana yang sangat besar. Walaupun dana bukan segala-galanya tapi factor akses dana tetap sangat penting. Oleh sebab itu, kemampuan “kosong dua” dalam hal akses dana menjadi factor pertimbagan yang penting. Ketiga, factor partai politik.  Seseorang boleh punya popularitas dan dana, namun bila tidak memiliki “perahu” maka berarti apapun untuk mencalonkan diri dalam pilkada. Partai politik merupakan “perahu” yang dipersyaratkan untuk mencalonkan dalam Pilkada. Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki akses mendapatkan “perahu” menjadi factor pertimbangan yang penting.
Tabel Kekuatan Calon
Calon
Popularitas/
elektabilitas
Akses
Dana
Partai
Politik
“A”
-
-
“B”
-
-
“C”
-
-

Dengan mempertimbangkan ketiga factor tersebut, kandidat “kosong satu” tinggal menganalisis factor kekuatan mana yang paling tepat untuk menutup kekurangan dirinya. Kandidat “kosong satu” yang sudah memiliki kekuatan popularitas dan elektabilitas tinggi namun masih lemah pada factor Akses Dana maka harus memprioritaskan untuk memilih calon “kosong dua” yang memiliki Akses Dana yang kuat. Dan Sebaliknya, bila ia memiliki Akses Dana kuat maka ia harus memprioritaskan calon “kosong dua” yang memiliki kekuatan popularitas dan elektabilitas. Dengan analisis ini, persoalan menentukan “kosong dua” menjadi relative mudah dan simple.