parpol

parpol

garansi

Menang Pemilu Tidak Harus Mahal...Kuncinya: Kenali diri, kenali lawan maka kemenangan sudah pasti di tangan,..Kenali medan pertempuran,kenali iklim maka kemenangan jadi sempurna...Garansi:Menang Bayar, kalah Tidak Usah Bayar....

Minggu, 28 Juli 2013

. : Membangun Strategi Pencitraan

. : Membangun Strategi Pencitraan: Bila kita lihat di internet atau lewat di sudut-sudut jalan, banyak terpampang baliho-baliho foto caleg dari berbagai partai politik. Berba...

Membangun Strategi Pencitraan

Bila kita lihat di internet atau lewat di sudut-sudut jalan, banyak terpampang baliho-baliho foto caleg dari berbagai partai politik. Berbagai macam tagline, gaya dan baju terpapang di masing-masing baliho caleg. Sama halnya dengan kandidat dalam pilkada, mereka juga memasang baliho dan stiker foto-foto mereka.
Namun persoalanya apakah tulisan, gaya dan baju yang mereka kenakan dalam foto yang dipampang di baliho sudah melalui proses kajian mendalam? Hal ini yang mengelitik saya karena banyak baliho-baliho yang terpampang di jalan-jalan nampak sembarangan dan bukan hasil dari sebuah konsep yang dipikirkan terlebih dahulu.

Dalam bahasa konsultan politik, seorang kandidat haruslah memiliki strategi pencitraan terlebih dahulu. Dengan strategi pencitraan ini seorang kandidat menjadi memiliki arah yang jelas dan tujuan yang jelas bagaimana membuat baliho dan berbagai alat peraga kampanye lainya. Caleg atau kandidat menjadi mengerti apa yang harus dituliskan dalam taglinenya, bisa menentukan gaya dan baju apa yang harus dipakai dalam alat-alat peraga kampanye, serta kepada siapa alat peraga kampanye ini ditujukan.
Pertanyaanya, bagaimana cara kandidat membangun strategi pencitraan, mulai dari mana dan butuh apa saja untuk membangun strategi ini.

Untuk membangun strategi pencitraan, kandidat membutuhkan 2 hal yaitu;
1.Isi pesan dan 
2. Alat/metode.
Jadi untuk membangun strategi pencitraan, kandidat harus terlebih dahulu memikirkan apa "isi pesan" yang ingin disampaikan kepada pemilih. Isi pesan yang dimaksud disini adalah "citra" apa yang ingin dicitrakan kepada dirinya. Misalnya, kandidat ingin dicitrakan sebagai tokoh yang "merakyat", "dermawan", "religius", "tegas dan disiplin", "pintar dan intelektual", "pembela kaum perempuan", "profesional" dan lain sebagainya. Untuk bisa menentukan "isi pesan" yang tepat tentunya diperlukan kajian dan pemikiran yang matang. Kandidat perlu melakukan pemetaan politik untuk menggali "citra" pemimpin yang bagaimana yang banyak diinginkan atau dibutuhkan oleh pemilih, segmen pemilih mana yang akan menjadi prioritas kandidat untuk didekati dan tentunya mempertimbangkan sepak terjang kandidat selama ini.

Dari konsep "isi pesan" ini kemudian kandidat bisa menurunkan pada simbol atau asesoris untuk menguatkan "isi pesan" tersebut. Ada beberapa teknik agar simbol atau asesoris tersebut memiliki kekuatan.(akan saya bahas pada lain kesempatan)

Bila kandidat belum memiliki konsep "isi pesan" pencitraan ini sebaiknya kandidat jangn memproduksi baliho, stiker dan lain sebagainya.

Nah baru setelah kandidat memiliki konsep yang jelas tentang "isi pesan" pencitraan dirinya, kandidat melangkah pada langkah memilih metode atau alat untuk menyebarkan "isi pesan" pencitraan ini ke pemilih. Sesungguhnya banyak alat dan metode yang bisa digunakan oleh kandidat untuk menyebarkan "isi pesan" pencitraan ini. Secara garis besar, metode ini saya kelompokan dalam 2 katagori, yaitu metode konvensional dan non-konvensional (lihat tulisan saya di bagian lain)

Rabu, 19 Juni 2013

. : Macam-Macam Kampanye Efektif

. : Macam-Macam Kampanye Efektif: Pada tulisan ini saya ingin menjelaskan macam-macam kampanye berdasarkan tujuannya. Pada tulisan sebelumnya, saya membedakan kampanye berda...

. : Metode Kampanye Efektif

. : Metode Kampanye Efektif: Daftar Calon Sementara (DCS) Pileg 2014 telah diumumkan oleh KPU beberapa waktu lalu. Saya perkirakan tidak akan banyak perubahan dalam ...

Macam-Macam Kampanye Efektif

Pada tulisan ini saya ingin menjelaskan macam-macam kampanye berdasarkan tujuannya. Pada tulisan sebelumnya, saya membedakan kampanye berdasarkan cara atau metodenya. Berdasarkan metodenya, kampanye bisa dibedakan menjadi dua yaitu metode kampanye konvensional dan mentode kampanye non-konvensional. (lebih lanjut silahkan baca dibagian lain di blog ini)

Tulisan ini sengaja saya angkat disini karena saya sering mendapati para kandidat Pilkada dan Pileg yang kurang bisa menentukan model kampanye apa yang "paling tepat untuk dirinya". Jadi bukan model kampanye yang tepat untuk orang lain. Ini perlu saya garis bawahi sebab tidak setiap model kampanye yang efektif untuk kandidat A juga akan efektif untuk kandidat B. Mengapa? karena setiap kandidat memiliki "penyakit politik" sendiri-sendiri. Dan setiap "penyakit politik" tersebut membutuhkan obat, yaitu cara kampanye. Layaknya penyakit biologis, "penyakit politik" juga membutukan obat cara kampanye yang tepat. Tidak semua cara kampanye cocok untuk setiap "penyakit politik" yang diidap oleh masing-masing kandidat. Jadi setiap penyakit membutuhkan obat tersendiri. Jangan sampai salah obat, orang sakit kulit tapi dikasih obat cacing. 

Demikian juga cara kampanye. Jangan sampai kandidat salah dalam memilih cara kampanyenya. Bila salah memilih model kampanye, alih-alih meraih banyak dukungan, malah terjadi peborosan biaya dan tenaga yang sia-sia. 

Nah pertanyaanya sekarang, apa sih yang dimaksud dengan "penyakit politik" kandidat? Secara umum ada dua penyakit politik kandidat dalam pemilu, yaitu;
1. Tingkat Elektabilitas (tingkat dukungan/keterpilihan)
2. Tingkat Popularitas.  (tingkat pengenalan/keterkenalan)

Kandidat yang memiliki persoalan dengan tingkat elektabilitas ya jangan diobati dengan obat (cara kampanye) untuk meningkatkan popularitas. Dan sebaliknya, kandidat yang memiliki masalah dengan tingkat popularitas jangan disuruh minum obat untuk meningkatkan elektabilitas.

Nah berdasarkan landasan berpikir ini, macam kampanye bisa dibedakan berdasarkan tujuannya. Yaitu;
1. Model Kampanye Peningkatan Elektabilitas, dan
2. Model Kampanye Peningkatan Popularitas.

Terus, model-model kampanye peningkatan elektabilitas itu yang seperti apa dan yang model-model kampanye peningkatan popularitas seperti apa? 

Berikut ini model-model kampanye yang bisa dikatagorikan sebagai model kampanye peningkatan elektabilitas:
1. Kunjungan langsung terprogram
2. Kunjungan langsung insidental
3. Ceramah
4. Aksi sosial terprogram
5. Aksi sosial insidental
6. Peresmian
7. Kontrak politik
8. Turnamen
9. Pawai
10. Hiburan/Kesenian, dll







Kamis, 23 Mei 2013

. : Lembaga Konsultan Politik Indonesia

. : Lembaga Konsultan Politik Indonesia: adalah lembaga konsultan politik yang sudah berdiri sejak tahun 2004. LKPI didirikan oleh para konsultan dan peneliti politik yang suda...

Sabtu, 04 Mei 2013

Metode Kampanye Efektif



Daftar Calon Sementara (DCS) Pileg 2014 telah diumumkan oleh KPU beberapa waktu lalu. Saya perkirakan tidak akan banyak perubahan dalam DCT nanti.
Seiring dengan ditetapkannya DCS, banyak pertanyaan yang disampaikan kepada saya. Salah satu pertanyaan yang disampaikan para bakal calon ini adalah tentang bagaimana Metode Kampanye yang paling efektif.

Disini saya harus menjelaskan satu prinsip terlebih dahulu bahwa sesungguhnya tidak ada satu metode kampanye yang secara generik mampu menggerakan pemilih secara efektif di segala situasi dan kondisi. Sering kita membaca atau mendengar dari politisi atau pengamat bahwa metode kampanye yang efektif adalah melakukan “X”. Mungkin benar metode “X” sangat efektif saat itu, tetapi metode ini belum tentu efektif bila yang melakukan orang lain, di waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Contohnya begini, di satu daerah caleg A melakukan kampanye dengan cara gerak jalan massal. Metode ini berhasil diikuti oleh masyarakat setempat dan efektif mengerakan pemilih. Namun, metode gerak jalan massal ini belum tentu efektif bila dilakukan oleh caleg B yang berada di tempat dan waktu yang berbeda yang situasi dan kondisinya sangat berbeda. Demikian juga metode-metode kampanye yang lain. 

Intinya, metode kampanye yang efektif adalah metode yang memang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat atau pemilih. Metode kampanye efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Metode kampanye efektif juga harus memperhatikan social budaya masyarakat setempat. Metode kampanye efektif juga menimbang segmen social yang dihadapi. Metode kampanye efektif di daerah perkotaan tentu berbeda dengan metode kampanye di daerah pedesaan. 

Disini saya membedakan dua metode kampanye yaitu 1. metode kampanye konvensional dan 2. metode kampanye non-konvensional. 

1.       Metode kampanye konvensional

Metode konvensional adalah metode-metode kampanye yang sudah lazim digunakan oleh kandidat dalam sebuah pemilu. Metode konvensional ini sudah sangat dikenal di masyarakat. Bahkan metode ini sudah identik dengan pemilu. Misalnya, metode pemasangan poster atau baliho. Begitu ada baliho besar bergambar foto seseorang, dapat dipastikan masyarakat akan langsung tahu orang dalam foto tersebut akan mencalonkan dalam pemilu. Itulah kelebihan metode kampanye konvensional. Pesan langsung bisa ditangkap oleh masyarakat. Popularitas kandidat bisa langsung terdongkrak dalam waktu singkat. Agar metode konvensional ini efektif dibutuhkan jumlah dan ukuran yang besar. Ribuan poster dipasang disetiap sudut jalan. Baliho besar dipasang di jalan-jalan protocol. Metode konvensional ini biasanya membutuhkan biaya yang besar pula. Namun, metode konvensional ini hanya mampu masuk pada dataran kognisi pemilih. Metode ini hanya efektif meningkatkan popularitas namun belum tentu efektif dalam meningkatkan elektabilitas.

2.       Metode kampanye non-konvensional

Metode non-konvensional adalah metode kampanye yang unik atau belum pernah dilakukan oleh seorang kandidat di daerah tersebut. Artinya metode ini mungkin sudah biasa dilakukan di suatu daerah, tapi tidak lazim untuk di daerah lain. Metode ini bisa dikatakan metode yang tidak lazim dilakukan oleh seoarang kandidat di suatu dearah pemilihan. Misalnya, seorang caleg melakukan kampanye dengan cara menggunakan kostum superman. Di setiap penampilannya di depan publik seperti terminal, pasar dan stasiun kereta api dia selalu mengenakan kostum superman. Ini cara kampanye “gila” ya memang metode non-konvensional adalah metode “gila” untuk mencuri perhatian masyarakat. Metode ini tidak memerlukan biaya tinggi. Kekuatan metode ini adalah pada tingkat kebaruan. Semakin baru dan belum pernah dilakukan oleh kandidat lain semakin kuat metode ini memancing perhatian masyarakat atau pemilih. Butuh kreativitas tinggi untuk bisa menciptakan metode non-konvensional. Salah satu hal lain yang dibutuhkan lagi adalah keberanian keluar dari kebiasaan. Namun jangan asal “gila” karena bisa-bisa dianggap gila beneran lho.

Kamis, 04 April 2013

. : Paket Program Pendampingan Pemenangan Pileg 2014

. : Paket Program Pendampingan Pemenangan Pileg 2014: Pemilu legislative sudah di depan pintu. Semua calon legislative sudah harus mulai mempersiapkan segalanya untuk meraih kursi. Persain...

. : Kiat Memilih "Kosong Dua" Dalam Pilkada

. : Kiat Memilih "Kosong Dua" Dalam Pilkada: Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh calon gubernur, bupati atau walikota kepada saya adalah tentang siapa orang yang palin...

Kiat Memilih "Kosong Dua" Dalam Pilkada



Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh calon gubernur, bupati atau walikota kepada saya adalah tentang siapa orang yang paling tepat untuk dijadikan wakil dalam pilkada. Pasangan calon wakil ini lebih popular dengan istilah kandidat “kosong dua” di masyarakat. Dalam banyak kasus penentuan “kosong dua” ini menjadi persoalan yang rumit sehingga keputusan yang diambil oleh kandidat “kosong satu” mendekati last minute. Keputasan menjadi sangat menegangkan mana kala tarik menarik kepentingan partai politik pengusung dan pendukung susah mencapai titik temu.  

Persoalanya sekarang adalah factor apa saja yang harus menjadi bahan pertimbangan bagi seorang kandidat (gubernur, bupati dan walikota) untuk memilih “kosong dua” ?

Untuk menentukan “kosong dua”, kandidat gubernur, bupati atau walikota harus mempertimbangkan factor kekuatan yang sangat menentukan dalam pilkada. Pertama, factor Popularitas dan Elektabilitas. Faktor ini penting karena seseorang dipilih untuk menjadi “kosong dua” tentunya dengan harapkan dapat mendongkrak perolehan suara dalam pilkada. Kedua, factor Akses Dana. Semua orang tahu bahwa untuk mencalonkan dan memenangkan Pilkada membutuhkan dana yang sangat besar. Walaupun dana bukan segala-galanya tapi factor akses dana tetap sangat penting. Oleh sebab itu, kemampuan “kosong dua” dalam hal akses dana menjadi factor pertimbagan yang penting. Ketiga, factor partai politik.  Seseorang boleh punya popularitas dan dana, namun bila tidak memiliki “perahu” maka berarti apapun untuk mencalonkan diri dalam pilkada. Partai politik merupakan “perahu” yang dipersyaratkan untuk mencalonkan dalam Pilkada. Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki akses mendapatkan “perahu” menjadi factor pertimbangan yang penting.
Tabel Kekuatan Calon
Calon
Popularitas/
elektabilitas
Akses
Dana
Partai
Politik
“A”
-
-
“B”
-
-
“C”
-
-

Dengan mempertimbangkan ketiga factor tersebut, kandidat “kosong satu” tinggal menganalisis factor kekuatan mana yang paling tepat untuk menutup kekurangan dirinya. Kandidat “kosong satu” yang sudah memiliki kekuatan popularitas dan elektabilitas tinggi namun masih lemah pada factor Akses Dana maka harus memprioritaskan untuk memilih calon “kosong dua” yang memiliki Akses Dana yang kuat. Dan Sebaliknya, bila ia memiliki Akses Dana kuat maka ia harus memprioritaskan calon “kosong dua” yang memiliki kekuatan popularitas dan elektabilitas. Dengan analisis ini, persoalan menentukan “kosong dua” menjadi relative mudah dan simple.

Paket Program Pendampingan Pemenangan Pileg 2014



Pemilu legislative sudah di depan pintu. Semua calon legislative sudah harus mulai mempersiapkan segalanya untuk meraih kursi. Persaingan antar caleg semakin ketat. Persaingan tidak hanya terjadi antar caleg partai politik, tetapi perasaingan juga terjadi antar sesama caleg satu partai. Disisi lain, citra partai di masyarakat yang semakin merosot mengakibatkan caleg akan semakin menghadapi banyak kendala untuk meraih suara dari masyarakat. Oleh sebab itu, caleg harus dituntut memiliki strategi yang sangat jitu.
Saat ini banyak caleg yang meminta LKPI untuk mendampingi para caleg di seluruh Indonesia. Pemintaan ini baik secara kolektif partai politik maupun perseorangan caleg. Dalam rangka membantu calon legislatif pada pemilu legislatif 2014, LKPI menyediakan tiga paket program.
A.Paket Program Pendampingan Terbatas
Paket program ini adalah paket program minimal yang disediakan oleh LKPI untuk program pemenangan Pileg 2014. Dalam paket ini tim LKPI akan memberikan landasan teori, praktek dan pengalaman di lapangan. Program ini sangat cocok bagi caleg yang sudah memiliki tim sukses dan jaringan yang kuat.
Dalam paket program ini LKPI akan memberikan pelatihan atau workshop bagi caleg dan tim suksesnya. Materi workshop menyangkut bagaimana merancang strategi pemenangan Pileg 2014 yang efektif.
-    Sasaran         :  Caleg DPR RI, DPRD I dan DPRD II
-     Peserta          :Caleg dan tim sukses
-    Jumlah Peserta : 4-10 orang
-    Waktu           : 1 hari (1 malam)
-    Materi           : Strategi Pemenangan Pileg 2014
-    Tim LKPI     :  2 orang
-    Biaya            :  Fee Konsultan +akomodasi hotel+tiket transportasi
-   Sukses Fee   :  Rp.0
B.Paket Program Pendampingan Berkala 
Paket program ini adalah paket program yang disediakan oleh LKPI untuk mendampingi caleg secara berkala. Paket program ini diawali dengan memberikan pelatihan (workshop) sehari tentang strategi pemenangan Pileg oleh tim LKPI. Dalam pelatihan ini juga akan disusun rencana aksi dan target bulanan dan tri wulanan yang harus dilakukan oleh caleg dan tim suksesnya. Tim LKPI akan melakukan evaluasi dan monitoring setiap bulan dengan mengunjungi langsung ke daerah pemilihan. Dalam kunjungan bulanan ini tim LKPI akan melakukan evaluasi target dan solusinya.Program ini sangat cocok bagi caleg belum memiliki pengalaman pada pileg sebelumnya.Secara umum program ini meliputi:
- Sasaran   :  Caleg DPR RI, DPRD I
Peserta    : Caleg dan tim sukses 
Waktu kunjungan  : per bulan
- Materi      : Strategi Pemenangan Pileg 2014
- Tim LKPI :  2 orang
- Biaya Workshop  :  Fee Konsultan (2 orang) + akomodasi hotel 
-   Biaya Monitoring  :  Fee konsultan + akomodasi hotel
- Lama :  2-4 hari per bulan 
Sukses Fee:  Dibayarkan bila menang saja

C.Paket Program Full Pendampingan
Paket program ini adalah paket program full pendampingan yang disediakan oleh LKPI untuk caleg pada pemilu legislatif 2014. Pada paket program ini, LKPI akan menerjunkan tim untuk membantu semua hal yang diperlukan oleh caleg untuk meraih kursi. Caleg akan didampingi oleh Tim LKPI selama setiap hari. Tim LKPI akan bekerja sejak kontrak kesepakatan antara LKPI dan caleg ditandatangani.   Program ini sangat cocok bagi caleg belum memiliki pengalaman pada pileg sebelumnya. Paket program ini lebih menjamin caleg meraih kemenangan karena mereka didampingi sepenuhnya oleh Tim LKPI yang sudah berpengalaman dan professional.Secara umum program ini meliputi:
- Sasaran  :  Caleg DPR RI, DPRD I (khusus untuk Dapil Jawa) 
Waktu    : Per kontrak hingga hari H Pileg
- Materi    : Full support
- Tim LKPI  :  4 orang
- Tranport ke lokasi  :  tiket pesawat untuk 4 orang
- Basecamp      :  disediakan rumah full furnished 
Alat tranportasi   :  Motor (2 unit)
- Biaya akomodasi per bulan
- Sukses Fee   :  Dibayarkan bila menang