parpol

parpol

garansi

Menang Pemilu Tidak Harus Mahal...Kuncinya: Kenali diri, kenali lawan maka kemenangan sudah pasti di tangan,..Kenali medan pertempuran,kenali iklim maka kemenangan jadi sempurna...Garansi:Menang Bayar, kalah Tidak Usah Bayar....

Selasa, 15 Maret 2011

Laporan Survei Pilkada Sulsel 2008


LAPORAN HASIL
SURVEI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA)
SULAWESI SELATAN 2008

I.       Metodologi
Metode pemilihan responden pada survei ini adalah dengan metode acak. Metode acak dilakukan secara berjenjang (multistage). Untuk menentukan jumlah responden pada survei ini diterapkan metode sampling. Jumlah responden dihitung dengan rumus Margin of Error. Responden didistribusikan secara proporsional.
Jumlah responden pada survei ini sebanyak 504 orang yang terdiri dari 252 pria dan 252 wanita. Margin of Error dari survai ini adalah +/- 4,36 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden pada survei ini tersebar di semua (23) kabupaten/kota di propinsi Sulawesi selatan secara proporsional. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 11 – 30 Juli 2008.

II.          Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pendaftaran Pemilih
Hasil survey menunjukan bahwa sebanyak 94.6% responden menyatakan terdaftar sebagai pemilih. Dan sebanyak 6.4% mengatakan tidak terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Gubernur Sulawesi Selatan lalu.

Inisiatif pendaftaran pemilih ternyata dominan dilakukan oleh petugas KPPS. Sebanyak 95.6% responden menyatakan bahwa mereka terdaftar sebagai pemilih karena atas inisiatif KPPS. Sedangkan hanya 3.3% menyatakan aktif mendafatarkan diri ke KPPS. Dan sebanyak 1.0% menjawab lainya.

III. Kepemilikan Kartu Pemilih
Mendapatkan Kartu Pemilih adalah bukti pemilih telah terdaftar dan merupakan mekanisme yang harus dilalui dalam proses pemilu. Ketika ditanyakan ke responden yang mengaku terdaftar sebagai pemilih, mereka yang menjawab memiliki kartu pemilih sebanyak 97.7%. Sedangkan yang menyatakan tidak memiliki kartu pemilih sebanyak 2.3%.

IV. Surat Undangan/Pemberitahuan Mencoblos
Kepada responden yang mengaku terdaftar sebagai pemilih juga ditanyakan apakah mereka mendapat surat undangan atau surat pemberitahuan untuk mencoblos pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Sebanyak 91.0% mengatakan mendapat Surat undangan. Dan sebanyak 9.0% mengaku tidak mendapat surat undangan untuk mencoblos.

V. Penilaian ketelitian terhadap proses Pendaftaran Pemilih
Bila responden ditanya bagaimana proses pendataan pemilih pada Pilkada Gubernur Sulawesi Selatan lalu, mereka yang positif menjawab Sangat Teliti sebanyak 9.9%, dan yang menjawab sebanyak Teliti 63.6%. Sementara yang negatif menjawab Tidak Teliti sebanyak 12.7% dan yang mejawab Sangat Tidak Teliti sebanyak 0.2%. Sedangkan yang tidak menjawab sebanyak 13.5%.

VI. Partisipasi menggunakan Hak Pilih
Sebanyak 92.4% menyatakan menggunakan hak pilihnya pada Pilkada propinsi Sulawesi Selatan lalu. Sedangkan sisanya 7.6% mengaku tidak menggunakan hak pilih.

VII. Alasan tidak menggunakan Hak Pilih
Dari yang mengaku tidak menggunakan hak pilihnya (7.6%) kemudian ditanya apa alasanya tidak menggunakan hak pilihnya. Paling banyak, 35.5% menjawab karena tidak terdaftar sebagai pemilih. Sebanyak 24.7% menjawab kerena tidak punya waktu, sakit 5.9%, lainya 5.9%, tidak ada calon yang cocok 2.9%, Pilkada tidak ada gunanya (2.9), dan yang tidak menjawab sebanyak 32.4%

VIII. Alasan menggunakan Hak Pilih
Alasan responden menggunakan hak pilih adalah paling banyak menganggap mencoblos sebagai kewajiban warga negara (39.4%). Yang menganggap mencoblos sebagai hak warga negara sebanyak 19.8%. Yang menginginkan perubahan yang lebih baik sebanyak 14.7%. Yang ingin punya gubernur dan wakil gubernur yang baik sebanyak 10.1%. Karena ikutan orang lain sebanyak 5.5%. Mengaku disuruh tokoh masyarakat sebanyak 4.8%. Tertarik pada program kampanye calon sebanyak 3.8%. Yang menjawab lainya sebanyak 1.9%.

IX. Kecurangan dalam Pilkada:Mencoblos lebih dari dua kali
Sebagian besar responden mengatakan tidak melihat banyak tindakan kecurangan yang dilakukan para calon gubernur pada pilkada Sulsel beberapa waktu lalu. Ketika merek ditanya apakah mereka melihat ada pemilih yang menggunakan hak pilih lebih dari dua kali, 84.2% menjawab tidak melihat. Hanya 3.4% yang mejawab melihat ada pemilih yang menggunakan hak pilih lebih dari dua kali. Sementara yang tidak menjawab sebanyak 12.3%.

X. Money Politik
Bentuk kecurangan lainya yang ditanyakan dalam survei ini adalah pemberian barang atau uang kepada pemilih dengan maksud agar mereka mencoblos salah satu calon. Sebanyak 87.0% menjawab tidak melihat adanya money politik. Hanya 1.4% menjawab melihat adanya money politik. Sendangkan 11.6% tidak menjawab.


XI. Intimidasi
Intimidasi (penekanan atau pemaksaan) terhadap seseorang untuk memilih salah satu calon adalah bentuk kecurangan. Ketika responden ditanya apakah mereka melihat adanya intimidasi yang dilakukan oleh calon atau tim suksenya, sebanyak 89.4% menjawab tidak melihat. Hanya sebanyak 1.4% yang menjawab melihat adanya intimidasi yang dilakukan oleh pihak calon. Sebanyak 9.2% tidak mejawab.

XII. Netralitas PPS
Netralitas Petugas Pemungutas Suara (PPS) adalah salah satu indikator Jurdil tidaknya suatu proses pemungutan suara di suatu TPS. Oleh sebab itu dalam survei ini responden ditanyakan apakah PPS di TPS tempat mereka mencoblos bersikap netral. Sebanyak 74.9% menjawab PPS bersikap netral. Sebanyak 3.6% menjawab PPS tidak bersikap netral. Dan sebanyak 21.4% tidak menjawab.

XIII. Kinerja Panwas
Peran Panitia Pengawas (Panwas) dalam proses pilkada sangat penting. Kinerja Panwas yang baik akan menentukan kualitas proses pilkada. Oleh sebab itu, dalam survei ini juga ditanyakan penilaian responden terhadap kinerja Panwas. Mayoritas dari responden menjawab positif. Sebanyak 66.9% menjawab baik dan 9.4% menjawab sangat baik. Sebaliknya yang menjawab negatif, sebanyak 8.0% menjawab tidak baik dan 0.4% mejawab sangat tidak baik. Sisanya 15.4 tidak menjawab.

XIV. Penilaian secara umum
Pada penilaian secara umum ini, responden ditanyakan apakah mereka setuju bahwa pilkada Sulsel dilaksanakan secara jujur dan adil (jurdil). Sebanyak 74.4% menjawab setuju. Sebanyak 3.4% menyatakan tidak setuju. Dan 22.1% tidak menjawab.

XV. Alasan memilih seorang gubernur
Kualitas partisipasi masyarakat dalam pemilu juga dapat tercermin dari alasan mereka dalam memilih seoarang pemimpin. Oleh sebab itu, pada survei ini ditanyakan apa alasan responden dalam memilih seorang gubernur. Sebanyak 37.6% menjawab karena alasan visi/misi/program dari calon yang menarik. Sebanyak 16.2% menjawab alasan kepribadian calon yang baik. Yang menjawab alasan kesamaan suku atau asal wilayah sebanyak 10.4%. Sebanyak 6.9% mengaku alasanya diajak oleh tim sukses. Alasan karena faktor partai politik pendukungnya sebanyak 6.0%. Dan yang menilai dari pengalaman kerja calon sebanyak 3.7%. Yang menjawab lainya sebanyak 3.7%. Dan yang tidak menajwab 15.4%.

XVI. Peran media massa
Proses pendidikan politik masyarakat akan banyak ditentukan oleh media komunikasi yang banyak digunakan oleh masyarakat. Oleh sebab itu dalam survei ini ditanyakan media komunikasi apa yang selama ini banyak memberikan informasi kepada masyarakat. Dalam survei ini responden ditanyai media komunikasi apa yang paling banyak memberikan informasi tentang calon. Senbayak 42.1% menjawab media luar ruang seperti baliho, spanduk, stiker dan poster. Yang mejawab televisi sebanyak 16.5%. Yang menjawab informasi dari teman atau keluarga atau tetangga sebanyak 9.3%. Yang menjawab dari tim sukses sebanyak 5.1%. Yang menjawab informasi dari aparat RT atau desa atau kelurahan sebanyak 4.3%. Yang menjawab informasi dari tatap muka langsung dengan kandidat sebanyak 3.5% Yang mejawab koran sebanyak 3.5%. Yang menjawab informasi dari ulama atau tokoh masyarakat sebanyak 2.8%. Yang menjawab souvenir seperti kalender dan lain-lain sebanyak 1.2%. Dan sebanyak 10.4% tidak menjawab.

XVII. Model Kegiatan Kampanye
Perilaku politik suatu masyarakat juga tercermin dari kesukaan mereka terhadap model kegiatan kampanye yang dilakukan oleh kandidat politik. Oleh sebab itu pada survei ini juga responden ditanyai tentang model kegiatan kampanye seperti apa yang paling disukai. Ternyata model kegiatan bakti sosial yang paling banyak disukai oleh masyarakat, yaitu sebanyak 22.9%. Kegiatan kampanye menggunakan poster, stiker, spanduk dan baliho sebanyak 19.1%. Yang menyukai model kegiatan melalui media massa sepeti radio, koran dan televisi sebanyak 13.6%. Yang menyukai model kegiatan ceramah, dialog dan tatap muka dengan calon sebanyak 9.7%. Yang menyukai model kegiatan keagamaan sebanyak 7.7%. Yang menyukai kampanye melalui kegiatan pawai atau arak-arakan sebanyak 7.3%. Yang menyukai kampanye melalui kegiatan olah raga sebanyak 4.7%. Yang menyukai acara kesenian atau hiburan sebanyak 2.6%. Dan yang tidak jawab sebanyak 12.4%.


XVIII. Netralitas Media Massa :Koran FAJAR
Media massa berperan sangat penting dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam politik. Oleh sebab itu, pada survei ini ditanyakan aksesibilitas media dan kecenderungan isi berita dari media massa lokal. Ketika responden ditanyai apakah mereka pernah membaca koran FAJAR, yang menjawab membaca tiap hari sebanyak 6.2%. Yang menjawab beberapa kali dalam seminggu sebanyak 11.2%. yang menjawab beberapa kali dalam sebulan sebanyak 14.9%. Yang menjawab beberap kali dalam setahun sebanyak 12.7%. Sisanya sebanyak 55.0% tidak menjawab.


Kemudian ketika responden yang mengatakan pernah membaca koran FAJAR ditanyai bagaimana isi pemberitaan koran FAJAR tentang pilkada, sebanyak 5.5% mengatakan berpihak pada salah satu calon, yang menjawab netral terhadap semua calon sebanyak 46.1%. Sisanya sebanyak 48.4% tidak menjawab.

XIX. Koran TRIBUN TIMUR
Ketika responden ditanyai apakah mereka pernah membaca koran TRIBUN TIMUR, yang menjawab membaca tiap hari sebanyak 4.8%. Yang menjawab beberapa kali dalam seminggu sebanyak 6.2%. yang menjawab beberapa kali dalam sebulan sebanyak 9.6%. Yang menjawab beberap kali dalam setahun sebanyak 8.8%. Sisanya sebanyak 70.7% tidak menjawab.

Ketika responden yang mengatakan pernah membaca koran TRIBUN TIMUR ditanyai bagaimana isi pemberitaan koran TRIBUN TIMUR tentang pilkada, sebanyak 2.5% mengatakan berpihak pada salah satu calon, yang menjawab netral terhadap semua calon sebanyak 45.0%. Sisanya sebanyak 51.9% tidak menjawab.


XX. Koran UJUNG ANDANG ESKSPRES
Ketika responden ditanyai apakah mereka pernah membaca koran UJUNG PANDANG EKSPRES, yang menjawab membaca tiap hari sebanyak 0.6%. Yang menjawab beberapa kali dalam seminggu sebanyak 2.2%. yang menjawab beberapa kali dalam sebulan sebanyak 3.0%. Yang menjawab beberap kali dalam setahun sebanyak 2.6%. Sisanya sebanyak 91.6% tidak menjawab.




Ketika responden yang mengatakan pernah membaca koran UPEKS ditanyai bagaimana isi pemberitaan koran UPEKS tentang pilkada, sebanyak 3.4% mengatakan berpihak pada salah satu calon, yang menjawab netral terhadap semua calon sebanyak 22.0%. Sisanya sebanyak 74.6% tidak menjawab.


XXI. RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI)
Ketika responden ditanyai apakah mereka pernah mendengarkan siaran radio dari RRI, yang menjawab mendengarkan hari sebanyak 4.0%. Yang menjawab beberapa kali dalam seminggu sebanyak 11.2%. yang menjawab beberapa kali dalam sebulan sebanyak 17.4%. Yang menjawab beberap kali dalam setahun sebanyak 11.8%. Sisanya sebanyak 55.7% tidak menjawab.

Ketika responden yang mengatakan pernah mendengarkan siaran radio RRI ditanyai bagaimana isi pemberitaan RRI tentang pilkada, sebanyak 0.9% mengatakan berpihak pada salah satu calon, yang menjawab netral terhadap semua calon sebanyak 35.8%. Sisanya sebanyak 63.4% tidak menjawab.

XXII. TVRI MAKASSAR
Ketika responden ditanyai apakah mereka pernah menonto siaran televisi TVRI Makassar, yang menonton tiap hari sebanyak 2.4%. Yang menjawab beberapa kali dalam seminggu sebanyak 12.5%. yang menjawab beberapa kali dalam sebulan sebanyak 18.7%. Yang menjawab beberap kali dalam setahun sebanyak 16.1%. Sisanya sebanyak 50.3% tidak menjawab.

Ketika responden yang mengatakan pernah menonton siaran televisi TVRI Makassar ditanyai bagaimana isi pemberitaan TVRI Makassar tentang pilkada, sebanyak 2.5% mengatakan berpihak pada salah satu calon, yang menjawab netral terhadap semua calon sebanyak 45.0%. Sisanya sebanyak 51.9% tidak menjawab.

XXIII. Sikap KPU Sulsel dalam Sengketa Pilkada

Seperti kita ketahui bahwa pilkada propinsi Sulawesi Selatan terjadi sengketa. Pada proses sengketa pilkada tersebut KPU Propinsi Sulawesi Selatan dituntut untuk bersikap netral. Oleh sebab itu, pada survei ini responden ditanyai pendapatnya tentang bagaimana KPU propinsi Sulsel pada sengketa tersebut. Sebanyak 55.7% mengatakan KPU Propinsi Sulsel bersikap netral. Sebanyak 2.3% menjawab berpihak pada salah satu calon. Sisanya 42.0% tidak menjawab.